a. Pengertian
Ibadah
Ibadah
secara etimologi berasal dari kata bahasa Arab yaitu “abida-ya’budu-‘abdan-‘ibaadatan”
yang berarti taat, tunduk, patuh dan merendahkan diri. Kesemua pengertian itu mempunyai
makna yang berdekatan. Seseorang yang tunduk, patuh dan merendahkan diri
dihadapan yang disembah disebut “abid” (yang
beribadah).
Kemudian
pengertian ibadah secara terminologi atau secara istilah adalah sebagai berikut
:
1. Menurut
ulama tauhid dan hadis ibadah yaitu:
“Mengesakan
dan mengagungkan Allah sepenuhnya serta menghinakan diri dan menundukkan jiwa
kepada-Nya”
Selanjutnya
mereka mengatakan bahwa ibadah itu sama dengan tauhid. Ikrimah salah seorang
ahli hadits mengatakan bahwa segala lafadz ibadah dalam Al-Qur’an diartikan
dengan tauhid.
2. Para
ahli di bidang akhlak mendefinisikan ibadah sebagai berikut:
“Mengerjakan
segala bentuk ketaatan badaniyah dan melaksanakan segala bentuk syari’at
(hukum).”
“Akhlak”
dan segala tugas hidup (kewajiban-kewajiban) yang
diwajibkan atas pribadi, baik yang berhubungan dengan diri sendiri, keluarga
maupun masyarakat, termasuk kedalam pengertian ibadah, seperti Nabi SAW
bersabda yang artinya:
“Memandang
ibu bapak karena cinta kita kepadanya adalah ibadah” (HR Al-Suyuthi).
Nabi
SAW juga bersabda: “Ibadah itu sepuluh bagian, Sembilan bagian dari padanya
terletak dalam mencari harta yang halal.” (HR
Al-Suyuthi).[3]
3. Menurut
ahli fikih ibadah adalah:
“Segala
bentuk ketaatan yang dikerjakan untuk mencapai keridhaan Allah SWT dan
mengharapkan pahala-Nya di akhirat.”
Dari
semua pengertian yang dikemukakan oleh para ahli diatas dapat ditarik
pengertian umum dari ibadah itu sebagaimana rumusan berikut:
“Ibadah
adalah semua yang mencakup segala perbuatan yang disukai dan diridhai oleh
Allah SWT, baik berupa perkataan maupun perbuatan, baik terang-terangan maupun
tersembunyi dalam rangka mengagungkan Allah SWT dan mengharapkan pahala-Nya.”
Pengertian
ibadah tersebut termasuk segala bentuk hukum, baik yang dapat dipahami maknanya
(ma’qulat al-ma’na) seperti hukum yang menyangkut dengan muamalah pada umumnya, maupun yang tidak
dapat dipahami maknanya (ghair ma’qulat al-ma’na), seperti shalat, baik yang berhubungan dengan anggota badan seperti rukuk dan sujud
maupun yang berhubungan dengan lidah seperti dzikir, dan hati seperti niat. [4]
b. Hakikat
ibadah
Tujuan
diciptakannya manusia di muka bumi ini yaitu untuk beribadah kepada Allah SWT. Ibadah
dalam pengertian yang komprehensif menurut Syaikh Al-Islam Ibnu Taimiyah adalah
sebuah nama yang mencakup segala sesuatu yang dicintai dan diridhai oleh Allah
SWT berupa perkataan atau perbuatan baik amalan batin ataupun yang dhahir
(nyata). Adapun hakekat ibadah yaitu:
1) Ibadah
adalah tujuan hidup kita. Seperti yang terdapat dalam surat Adz-dzariat ayat
56, yang menunjukan tugas kita sebagai manusia adalah untuk beribadah kepada
Allah.
2) Hakikat
ibadah itu adalah melaksanakan apa yang Allah cintai dan ridhai dengan penuh
ketundukan dan perendahan diri kepada Allah.
3) Ibadah
akan terwujud dengan cara melaksanakan perintah Allah dan meninggalkan
larangan-Nya.
5) Jihad
di jalan Allah (berusaha sekuat tenaga untuk meraih segala sesuatu yang
dicintai Allah).
6) Takut,
maksudnya tidak merasakan sedikitpun ketakutan kepada segala bentuk dan jenis
makhluk melebihi ketakutannya kepada Allah SWT.[6]
Dengan
demikian orang yang benar-benar mengerti kehidupan adalah yang mengisi waktunya
dengan berbagai macam bentuk ketaatan, baik dengan melaksanakan
perintah maupun menjauhi larangan. Sebab dengan cara itulah tujuan hidupnya
akan terwujud.
c. Fungsi
Ibadah
Setiap
muslim tidak hanya dituntut untuk beriman, tetapi juga dituntut untuk beramal
sholeh. Karena Islam adalah agama amal, bukan hanya keyakinan. Ia tidak hanya
terpaku pada keimanan semata, melainkan juga pada amal perbuatan yang nyata.
Islam adalah agama yang dinamis dan menyeluruh. Dalam Islam, Keimanan harus
diwujudkan dalam bentuk amal yang nyata, yaitu amal sholeh yang dilakukan
karena Allah. Ibadah dalam Islam tidak hanya bertujuan untuk mewujudkan
hubungan antara manusia dengan Tuhannya, tetapi juga untuk mewujudkan hubungan
antar sesama manusia. Islam mendorong manusia untuk beribadah kepada Allah SWT
dalam semua aspek kehidupan dan aktifitas. Baik sebagai pribadi maupun sebagai
bagian dari masyarakat. Ada tiga aspek fungsi ibadah dalam Islam.
1. Mewujudkan
hubungan antara hamba dengan Tuhannya.
2. Mendidik
mental dan menjadikan manusia ingat akan kewajibannya
3. Melatih
diri untuk berdisiplin
Tidak ada komentar:
Posting Komentar